Minggu, 23 Juni 2013

Ranu Kombolo

Ranu Kumbolo, kabut sudah menyelimuti lembah di ketinggian 2.400 mdpl dingin, tentu saja menusuk sampai ke tulang membuatku enggan untuk keluar dari tenda kuning kecil itu masih hangat didalam SB lafumaku tapi aktifitas harus segera dilakukan, karena hari ini harus sampai ke Arcapada Packing ulang, barang-barang yang bisa untuk hari turun dari puncak sampai ke Ranu Pani ditinggal. hanya sekedar membawa bekal sampai ke puncak dan turun, makan siang. lumayan, beban menjadi tidak terlalu berat. masih bisa save tenaga Kabut Ranu Kombolo itu tidak berselang lama...membuat orang yang ada disekitar takjub dengan luarbiasanya lembah itu. tidak bisa diukur dengan kata-kata, hanya ucapan mengagumi KuasaNya lah yang terucap tak lupa juga mengabadikannya di kamera D90 milik Fikri yang kupinjam...Luarbiasa
mentari mulai menyibak kabut Ranu Kumbolo karena masih capai, bersambung lagi aja yaa

Selasa, 18 Juni 2013

Belum Puas Ke Negeri Para Dewa (1)

Puncak Semeru Dilihat dari Kali Mati (2.700 mdpl) Semeru Gunung tertinggi di Pulau Jawa, 3767 mdpl Sudah 'ngiler' pengen mendaki gunung yang dibuat lagu oleh grup band Dewa 19 ini sejak masuk menjadi seorang Mahasiswa Pecinta Alam (mapala) tahun 2003 lalu. Gunungnya para Dewa, seperti lirik lagu dalam lagu yang dinyanyikan dengan vokalis ari Lasso itu. 'Puncak abadi para dewa.." Baru kesampaian, 09-12 Mei 2013. butuh 10 tahun ya untuk mencapa cita-cita ke Semeru. itu juga memaksa, cuti dari pekerjaan, harus ngetik tulisan yang akan dikirim ke kantor, sebelum cuti. sebagai stok berita. Tentu aku semangat sekali, ketika ada teman yang mengajak untuk ke sana. Walau dia kesana dalam rangka bawa tamu. aku hanya ikut transportasi dan juga simaksi masuk ke Taman Nasional Tengger Bromo Semeru. Amannya aku, karena sudah ada tiket pulang pergi Purwokerto-Surabaya.
Bersama dengan Mai-mai aku berangkat Kamis pagi, tanggal 8 Mei tentu. Berangkat sampai ke Surabaya. Bawaanku super berat, semua makanan masuk ke cerir yang ku bawa. tapi semangat mengalahkan semuanya. haa..lebay tapi dari perjalanan ini aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku. Randut, aku sempat bermalam di kontrakannya yang ada di Singosari. Sama anak dan adiknya, sebenarnya masih kangen berat, belum banyak ngobrol dengan dia. tapi waktu yang harus memisahkan kita. Bertemu dengan Niko dan teman-temannya yang berjumlah 27 orang di stasiun Malang. bersama-sama menggunakan angkutan desa, kita menuju ke hmm..apa ya namanya lupa, dari situ kita naik hardtop menuju ke desa terakhir, Ranu Pani Packing ulang, dan yang tidak perlu ditinggalkan. tapi karena semua perlu, maka tidak ada yang kutinggalkan. walau harus menggendong seluruh bawaanku yang sepertinya sama dengan porter. semangat. berangkat dari base camp sekitar pukul 16.00 WIB. karena harus lama mengurus perijinan masuk ke TNTBS itu. Pasalnya ratusan orang mengantri untuk bisa masuk bersamaan dengan liburan panjang. Luar biasa. Medannya tidak terlalu menanjak. seringnya datar. tapi,..luar biasa panjangnya. sudah berjam-jam berjalan, tidak ada penambahan ketinggian, malah harus turun ketinggian. sampai membuat saya yang sudah lama tidak naik gunung, eh..baru April ding turun dari Gunung Slamet membuat saya shock. pertama, jalannya puanjang bangets...kedua, jalan malam-malam. Perjalanan malam itulah yang sangat saya hindari, karena membuat cepat capek, dan membuat halusinasi berlebih.Selain itu juga,sudah terpisah dengan rombongan. mereka sudah duluan sampai ke tujuan pertama kita, tanah Surga, Ranu Kumbolo.
Melihat lampu-lampu berkerlipan dari kejauhan membuatku senang sekali. sudah pukul 21.00 WIB lebih, dan aku masih dijalan bersama dengan Mai-mai. Tapi, kenapa semakin lama, cahaya-cahaya itu semakin menjauh, dan ternyata masih jauh harus ku tempuh dengan berjalan kaki. padahal , punggungku sudah lunglai, dan sudah tidak sanggup lagi untuk membawa beban lima orang ini. Dengan disemangati oleh Mai-mai, akhirnya sampai juga di Ranu kumbolo. Hati senang akhirnya bisa duduk dan rebahan. ternyata, bukan di sisi dekat dengan turunan untuk camping. ternata masih di sisi lainnya, dimana spot keindahan ada di situ. dekat tanjakan cinta. Ya..Allah, sudah jam 10 dan harus berjalan lagi?!! Protes, tapi tak berdaya. karena tendaku sudah dititipkan kepada porter untuk dibawakan. terpaksa harus berjalan lagi menuju ke tenda. dengan kaki longlai dan goyah, gerutu selalu terdengar dari multku, peluh mengucur dari pelipis, dan badanku walau udara sangat dingin, dan pundakku sudah tak kuat menahan beban itu. Sampai di sana, terlihat seperti pemukiman jaman elit. karena semua menggunakan tenda terbaik. Luar biasa. baru kali ini, aku mendaki di gunung dengan begitu banyak manusia. Sampai aku bingung, mencari tenda kelompokku. karena semuanya hampir sama, Lafuma Kuning. Akhirnya setela mutermuter sebentar, nemulah tenda kelompok. membuatku lega. makan, istirahat dan sempat bercanda sebentar. aku keagian tidur di tenda yang kecil. berisi tiga orang cewe-cewe semua. hm..lumayan, hangat. yang penting bisa merebahkan badan.
bersambung yaaa.....heee...