Rabu, 22 Juli 2015

Lebaran di Lapas Pasir Putih Nusakambangan

Mulai Salat Ied, Silaturahmi sampai Makan Opor Bersama


Salat Idulfitri di lapangan sekitar rumah sudah biasa, di alun-alun Cilacap juga sudah pernah. tapi kalau di dalam lembaga permasyarakatan (lapas)? belum. Ingin sekali bisa merasakan Salat Ied di dalam Lapas, tapi bukan sebagai warga binaan ya..hee..jangan sampai deh. ngeliput aja daah

Eh mungkin sudah takdir, nasib atau jodohnya ya...tiba-tiba ada pesan singkat masuk dari pak Hasan makarim yang mengajak untuk melakukan peliputan Salat Ied di dalam lapas Pasir Putih Nusakambangan. uwow...sapa yang engga mau, diajak di Lapas Pasir Putih yang penjagaannya ketat.

Jumat (17/70 pagi sekitar pukul 05.30 WIb harus sudah berada di derma aWijayapura untuk menyebrang ke Dermaga Sodong Nusakambangan. Tapi nahas, telat bangun, itu pun karena dibangunkan ibuku. mandi secepat kilat, dan siap-siap tidak lupa bawa kerudung dan juga mukena untuk Salat.

Cur sampai di dermaga sekitar pukul 05.40 WIB, daan...belum pada berangkat, eh mau berangkat ding. Secepat kilat juga saya registrasi dan memberikan fotokopi KTP dan KTP asli ke petugas pos dermaga Wijayapura, sebagai data orang yang masuk ke dalam Nusakambangan.

Menggunakan perahu compreng, sekitar 7 menit sudah sampai ke dermaga Sodong Nusakambangan. Disana saya bersama tiga wartawan lainnya dan dua orang Ustaz, satu diantaranya Ustaz Hasan Makarim dijemput menggunakan ambulan.

Wew, ambulan..haaa..bukan karena sakit, tapi memang karena keterbatasan armada yang ada di Nusakambangan. Ngga apa-apa, asal selamat sampai tujuan. walau ngeri-ngeri sedap, masuk ke ambulan yang sudah pasti digunakan untuk membawa orang sakit, bahkan mayat. hiii

Lapas Pasir Putih ini sendiri, berada paling ujung dibandingkan lapas-lapas lainnya. Kita harus melewati Lapas terbuka, Lapas Batu, Lapas Narkoba, Lapas Besi, Lapas Kembang Kuning (maap kalo kebalik-balik), Lapas Permisan dan baru ke Lapas Pasir Putih.

Sampai di sana, para wartawan yang terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan (tentunya saya hee) diminta ID Card dan juga fotokopi KTP yang sudah disiapkan. Kemudian barang bawaan kita di cek, ponsel harus di tinggal dan tidak boleh dibawa ke dalam. Akan tetapi, kamera masih diperbolehkan untuk dibawa masuk, karena untuk peliputan. Tidak hanya itu, seluruh badan juga diperiksa oleh petugas.

Itu baru pemeriksaan di lobi depan. memasuki ke dalam lapas, kita keluar dari bangunan depan dan masuk ke bangunan tengah yang di sekat dengan pintu gerbang. Kita melewati pintu kecil dari besi agar bisa masuk ke dalam. Seharusnya di sini juga dilakukan pemeriksaan kembali, namun karena sudah buru-buru, akhirnya hanya melewati metal detektor. Aman, kita boleh masuk ke area lapas yang ditutup dengan jeruji.

Di depan pintu besi tersebut ada petugas yang melakukan penjagaan. Pintu dibuka, dan memasuki jalan setapak di tengah taman yang ditengahnya terdapat gazebo. jalan setapak tersebut menuju ke depan Masjid Attaubah.

Suara takbir baru terdengar ketika memasuki lapangan tengah Lapas Pasir Putih. Suasana pun terasa sangat berbeda dengan lebaran-lebaan di luar sana.

Bertempat di lapangan tenis yang berada di sebelah kanan Masjid At Taubah Lapas Pasir Putih, Salat Idulfitri dilaksanakan. Warga binaan dari blok A, B, C dan D yang beragama muslim pun berdatangan untuk menunaikan salat Idulfitri bersama. Bukan hanya wargabinaan kasus pidana umum, tetapi juga kasus narkoba dan juga terorisme datang untuk Salat Ied.


Warga binaan asal Indonesia maupun luar Indonesia pun terlihat membawa sajadah dan menggunakan pakaian muslim datang ke lapangan tenis Pengayoman. Tidak hanya warga binaan yang mengikuti Salat Ied di lapangan, tetapi juga pegawai dan keluarga pegawai Lapas Pasir Putih pun beberapa diantaranya ikut Salat Ied. Pelaksanaan Salat Ied ini dimulai setelah kedatangan Ustaz Hasan Makarim, Koordinator Pondok Pesantren Warga Binaan Permasyarakatan Nusakambangan.

Puluhan wargabinaan dan juga pegawai lapas membaur menjadi satu di sof lelaki. Sementara di sof perempuan hanya ada empat orang saja, isteri Kalapas Pasir Putih, serta keluarga dari pegawai lapas dan saya.


Akan tetapi dalam Salat Ied tersebut, tidak terlihat Ustaz Abu Bakar Baasyir (ABB), serta Serge Arezki Atlaoui terpidana mati yang PKnya di tolak beberapa saat lalu. Walau dia beragama muslim, namun tidak terlihat ikut dalam Salat Ied bersama. Padahal, Kita para wartawan ini sangat berharap jika kedua orang ini, atau salah satunya bisa keluar untuk melakukan Salat ied. Tapi ternyata tidak..ya sudah lah..

"Ustaz ABB sakit, kakinya bengkak, jadi masih berada di dalam, kalau Serge juga sudah minta ijin sedang sakit, tapi kemarin saat Ramadan, dia ikut melaksanakan kegiatan keagamaan yang digelar di sini," kata Kepala Lapas Pasir Putih, Hendra Eka Putranto, usai melaksanakan salat ied, Jumat lalu.

Usai melaksanakan Salat Ied (saya tentu ikut Salat, dan kamera saya serahkan ke Mas Woto dari Antara), Ustaz Hasan Makarim yang juga memberikan khutbah. Dalam khutbahnya, Ustaz Hasan Makarim mengajak semua untuk bertaubat dengan sesegera mungkin.




"Taubatlah dengan segera dan tidak boleh ditunda, karena bertaubat wajib hukumnya. Apa itu dosa besar dan dosa kecil," ujarnya.

Ketika memiliki dosa, apa itu kecil dan besar harus segera nertaubat. Karena jika tidak akan berdampak pada dunia adan akhirat.

"Tak ada kata terlambat untuk mengucapkan taubat, jika tanda-tanda kiamat besar sudah datang maka taubat sudah tidak akan diterima," ujarnya sambil memberikan dalil-dalilnya.

Khotbah ini tentu tujuan utamanya ditujukan bagi wargabinaan, akan tetapi saya yang seperti ini pun ikut tersentuh untuk bertaubat. tapi kapan yaa....heee itu pertanyaannya.

Usai berkhutbah, Kepala Lapas Pasir Putih Hendra Eka Putranto memberikan remisi secara simbolik kepada wargabinaan. Dari 80 wargabinaan yang diusulkan, sebanyak 76 orang mendapat RK I dan satu orang memperoleh RK II atau langsung bebas.


Setelah itu, seluruh jamaan yang mengikuti salat ied bersalam-salaman. Terlihat antara petugas lapas dan juga warga binaan membaur menjadi satu. Mereka saling memaafkan. Tampak beberapa diantaranya menahan air mata, karena suasana lebaran yang harus dilalui di dalam tembok penjara.

ale_Silaturahm antara wargabinaan dengan petugas lapas dan Kalapas usai Salat Ied, Jumat lalu di lapas Pasir Putih

Usai melakukan silaturahmi, para wargabinaan kembali ke blok masing-masing. Menu makan pagi kali ini adalah ketupat opor ayam sama seperti menu khas Lebaran di Indonesia. Opor ini dimasak oleh wargabinaan yang bertugas memasak, dan kemudain di makan bersama-sama warga binaan yang ada di Lapas.

Mungkin mereka memang berada di dalam Lapas, dan terbatasi adanya tembok yang membatasi kebebasan mereka. Akan tetapi, sebagai seorang muslim, mereka juga berhak untuk merayakan hari raya besar ini bersama-sama, walau dalam keterbatasan.

Pulang dari Lapas Pasir Putih, kita sempat bersilaturahmi ke rumah dinas Koordinator Lapas Se-Nusakambangan yang juga menjabat sebagai Kalapas Batu. Selain silaturahmi, kita juga mencicipi makanan khas Makasar yang dihidangkan di sana...heee... Tak lupa saya juga ikut narsis di depan papan Lapas Batu.


Buat Saudara sebangsa dan setanah Air
Selamat Idulfitri 1436 H
Mohon Maaf Lahir Batin