Minggu, 02 Oktober 2016

Sunrise di Punthuk Setumbu

Wisata Alam Borobudur Nirwana Sunrise
Bagi yang sudah nonton Film Ada apa Dengan Cinta, sudah tahu persis apa itu Punthuk Setumbu. Bagaimana tidak, lokasi wisata yang ada dekat dengan Borobudur, Magelang ini lagi nge-hits abis.

Melihat indahnya Nirwana Sunrise dari sisi lain dunia, yang menyembul dari Gunung Merapi dan Merbabu. Tidak hanya itu, dari lokasi dengan ketinggian sekitar 400 meter diatas permukaan laut ini kita bisa melihat indahnya candi terbesar di dunia, Borobudur.

Informasi terkait Punthuk Setumbu
Sama halnya para wisatawan yang lagi kekinian, Kita pun juga tidak ingin kalah dengan mereka. Karena itu, waktu ke Yogyakarta, kemarin kita sangat semangat untuk 'mencicipi' lokasi wisata yang ada di Karangrejo Borobudur, Magelang.

Pagi buta, sekitar pukul 03.00 WIB, Saya dan teman-teman yang menginap di Kota Yogyakarta ini sudah siap untuk berangkat menuju ke Magelang. Menggunakan mobil carter, dan lima orang ditambah satu guide, teman dari Yogyakarta menuju ke Magelang.

Ngantuk dan kurang tidur, tidak menyurutkan rombongan ini melihat indahnya Sunrise, selain di Gunung Prau, Dieng, Gunung Slamet, Gunung Rinjani, di Rabukumbolo atau bahkan di Tranggulasih.

Sunrise di Tranggulasih, yang juga kelihatan Gunung Merapi dan Merbabu
Hujan dan gerimis di sepanjang perjalanan hampir membuat hati ini ciut bisa mendapatkan sunrise yang ditunggu-tunggu. Sepanjang perjalanan pun berdoa, agaar di lokasi kejadian (eh emang, tkp kriminal) tidak hujan, bahkan terang benderang.

Doanya ternyata belum terkabul, sepanjang jalan masih gerimis walau kadang ada beberapa lokasi yang dilewati tidak ada rintik hujan. Meskipun demikian, kita tetap menuju ke sana dan menyelesaikan misi kita.



Sampai di loksi, setelah parkir, gerimis masih turun sedikiiiiit. hawa dingin langsung menusuk tulang, walau hanya ketinggian tidak seberapa, tetapi hujan dan udara pagi yang saat itu sekitar pukuul 05.00 WIB, membuat udara menjadi dingin. (ngga ada foto, karena gelaph)

Setelah membeli tiket masuk seharga Rp 5.000, semua naik menuju ke Puthuk Setumbu yang berada di gugusan pegunungan menoreh. Jalannya sudah baik, setapak bertangga dengan cor-coran dari semen meskipun masih ada yang dibiarkan tanah, Sebelah kanan atau kiri jalan ada bambuu untuk berpegangan, terutama di tempat yang membahayakan. (ngga potoh, karena kamera di dalam tas,..hujaan)

Wisatawan asing dan lokal bercampur, berharap melihat Nirwana Sunrise di Punthuk Setumbu

Hati-hati kepleset Mba Broo...
Kanan atau kiri jalan juga sudah banyak warung kopi yang dibangun permanen atau bangunan dari anyaman bambu. Gerimis yang turun, membuat jalan basah dan licin, apalagiada lumpur akibat jalan yang masih bertanah.

Lumpur alias belet
Tingginya tidak seberapa, jalan naiknya juga tidak seberapa lama, hanya sekitar 10 menit kurang, tetapi terasa berat. Sandal dan kaki sudah penuh lumpur dibagian bawah. Sehingga sekali-kali harus berhenti untuk membersihkan alas kaki, agar tidak terlalu berat.

Becyeek

Tidak hanya di perjalanan, sampai di atas, di tanah lapang dimana tempat melihat sunrise tersebut. Banyaknya orang yang sduah ada disana, membuat jalan semakin gembur, lumpur pun semakin tebal, 5 cm lebih. Jika tidak berjalan hati-hati, maka terpatri atau bisa terpeleset.



Ini kaki petualang (tidak) cuantiiik

Bersih-bersih sandal terus
Sampai diatas, sudah tidak ada tempat di pinggi pagar untuk melihat Sunrise dari Puthuk Setumbu. Ditambah lagi kabut masih menari-nari menutup matahari, dan hijaunya daun, dan juga stupa-stupa dari Candi Borobudur.



Meskipun begitu, semua yang wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, tetap menunggu. Berharap, masih ada setitik asa warna orange dari sunrise mucul, walau terlambat. Ditunggu-tunggu
cahaya matahari yang muncul pun tetap terlihat abu-abu.



Sempat beberapa detik, kabut yang menutup Candi Borobudur, tersingkap. Meskipun, masih ada kabut tipis yang masih menutupinya, mata ini masih bisa melihatnya. Hmmm..coba kalau...



Di lokasi juga ada gazebo yang bisa untuk duduk dan istirahat, kita bisa makan dan minum disitu. untuk menghialngkan kegalauan setelah tidak mendapatkan sunrise. Gazebo ini juga bersebelahan dengan gardu pandang, kaya di film Baywatch gituh..alias buat melihat dan memantau wisatawan yang datang ke sana.



Sudah sampai ditkp, ada atau tidak ada sunrise tetap harus diabadikan. Bukan hanya biar kekinian, tetapi juga agar bisa mengenang penah ke Punthuk Setumbu, Meskipun tidak mendapatkan bonus Nirwana Sunrise. So...lain kali harus ke sana lagi nih...
Menunggu terus sampai....

Kalau mau berkunjung ke lokasi ini, mending saat musim kemarau. Seharusnya kemarin ke sana, masih musim kemarau. tapi karena adanya pengaruh La Nina membuat kemarau yang ada di Jawa bagian Selatan disertai hujan, alias kemarau basah.