Jumat, 20 Juli 2018

Paralayang, Membayangkan Saja Sudah Merinding

Paralayang Majalengka
Merinding...

Itu kesan pertama, ketika Mba Emon, mengajak saya untuk ikut Paralayang. Meski hanya lewat pesan singkat di aplikasi WA, tetapi saya yang punya phobia ketinggian ini tetap saja merasakan kengerian. Merinding di telapak kaki dan tangan.

Meskipun demikian, tetap saja saya penasaran dengan olahraga ini. Dulu pernah akan menjajal pada saat di Batu, Malang, sayang (apa bersyukur ya?) kalau kesorean. Kali ini kesempatan lain lagi untuk menjajal olahraga extrem ini.

"Di Majalengka, kemarin saya lihat IG-nya Ridwan Kamil...bla...bla...bla...," kata Mba Emon, ketika saya tanya dimana lokasi kita akan menjajal nyali ini.

Saya pun tertarik, apalagi dikuatkan dengan compang camping di lokasi, banyangannya pasti seperti di hutan. Tetap ya, rasa merinding di telapak kaki dan juga tangan masih sering 'kumat' kalau membayangkan diatas udara.

Saya tentu saja kebagian jok belakang
So cuuzz aja dari Cilacap ke Jakarta-Depok bertemu teman-teman yang lainnya, karena teman lainnya ada di sana semua. Saya yang anak daerah mengalah ke sana. Berlima, kami menempuh perjalanan sekitar 6 jam dari Depok menuju ke Majalengka ditempuh sekitar 6 jam. Letih, memang, tapi menyenangkan, karena sudah sangat penasaran dengan permainan yang baru akan dijajal. Pengalaman pertama, pasti.

Motret di dalam mobil yang melaju, dengan kamera seadanya
Memasuki Gunung Panten, lokasi paralayang yang ada di Desa Sidamukti, Kecamatan Munjul Kabupaten Majalengka, langsung disuguhi pemandangan yang sejuk, dan asik serta pas mau sunset dengan warna jingga yang keren. Semakin semangat jadi buat paralayang.

Portal sebelum nanjak ke lokasi paralayang
Sebelum memasuki, ke area wisata Paralayang, ada portal. Disini bayar parkir Rp 5.000 untuk mobil, ngga tahu kalau untuk sepeda motor, kemarin ngga nanya juga. Disini juga diatur, kendaraan yang naik turun, soalnya petugas sudah menggunakan HT untuk komunikasi. Jadi waktu ada mobil-mobil yang turun, kita yang bakal naik, diminta menunggu beberapa saat.

Sampai disana karena sudah sore, jadi kita carilah posisi buat camping dan nanya-nanya Paralayang. Nah, ternyata, disana tidak seperti yang dibayangkan, tidak ada camping ground seperti yang disangkakan. Kalau mau camping ya di gazebo-gazebo...wkwkwk...nah loh.

Tapi ada satu tempat lagi disana, namanya Paraland, disitu ada penginapan dan tempat camping juga, meski bayar. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya, sewa satu tempat penginapan, dan gratis buat camping di halaman depannya, yeee...Penginapannya pun unik. Tapi tetap deh, kita milih tidur ditenda...

Tinggal pilih saja mau tidur dimana
Bahagialah sudah bisa camping, makan besar dengan menu shabu-shabu komplit yang dibuat sama Mba Emon dan Mba Goslenk. Kenyang, tapi tidak langsung tidur, keliling-keliling dulu sekitar Paraland yang kece ini, sambil cekrak, cekrek poto2. Ngga bakal kehabisan ide buat foto di sini, banyak spot asik, dan instagramabel.

Memasak adalah hal paling asik saat camping

Kembali ke soal Paralayang, kami sempat menanyakan ke pos paralayang, jika mau bermain paralayang harus booking terlebih dahulu. Pasalnya, instrukturnya bukan dari wilayah Majalengka, tetapi daerah lain. Tapi belum ada keputusan bisa atau tidaknya. Semoga instrukturnya datang Minggu pagi ya.

Paginya, kami kembali menanyakan. Ternyata...tempat landingnya digunakan untuk kegiatan motorcroos...jadi...alias.. TIDAK BISA Mencicipi Paralayang. padahal anginnya, katanya lagi bagus. Tetap saja, tidak bisa. Baiklaah...artinya belum keberuntungan kami bermain Paralayang.

Ini lapangan buat landingnya, lg buat parkiran dan motorcross
Pelajaran yang bisa dipetik dari jalan-jalan kali ini, adalah kalau mau main Paralayang di Majalengka harus booking terlebih dahulu, untuk memastikan kuota dan bisa tidaknya.  Mau tau bookingnya kemana, banyak kok cari aja sama mbah google.

Disini ngga ada foto paralayang, karena memang ngga bisa main sih. mau ambil foto orang lain, nanti kena hak cipta. Jadi foto-foto yang kami cepret saja ya.

Menikmati bulan sambil leyeh-leyeh di Paraland

Makam malam kita, Shabu-shabu
Sunrise

ini adalah kami

Minggu, 08 Juli 2018

Kemit Forest, Wisata Alam yang Bikin Balik Lagi

Playground

Kemit Forest, dua tahun terakhir ini lagi ngehits banget di media sosial, terutama Instagram. Sudah lama pingin nulis ini, sejak pertama kali ke sana, tahun 2017 lalu. Tapi kok ya malesnya..minta ampun..heee..

Kemit Forest Education, begitu nama resminya. Berada di Desa Karanggedang Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap. Wisata edukasi yang lagi hits banget. Saya juga tahu dari teman-teman dan dari media sosial Instagram.

Kalau dari Cilacap kota, menuju ke Kemit Forest yang berada di hutan pinus ini ditempuh sekitar 1,5 jam (ukuran naik motor saya ya hee..).., lumayan bikin bokong panas (kalau naik motor sih). Meski perjalanan lelah, karena jauh, ditambah dengan jalannya yang kurang 'enak' semua terebus sesampainya di loksi wisata ini. Tiket masuk ke lokasi wisata ini sekarang informasinya Rp 5 ribu per orang.

Sejuknya angin diantara pohon-pohon pinus ini membuat, badan kembali segar sesampainya disana. Lelah perjalanan tertebus, mendengar desahan antar dedaunan yang saling beradu karena angin.

Asik kan
Banyak wahana yang bisa dicoba disana, ada sekitar 18 wahana. Ada yang gratis, dan rata-rata berbayar lagi. Tapi ngga nyesel kok, meski bayar lagi, karena bakal dapat foto keren-keren dari pemandu yang memang sudah lihai. Bayarnya sekitar Rp 10 ribu an lah.

Panahan

Pemandangannya Asik kan

Sebut saja ada swing shaker, paint ball, aechery, flying fox, sepeda gantung, playground, ketapel anry bird, titian tali, the lounge, dan ada lainnya. Ada juga cafe geong, ayunan gantung,  ada juga selfie deck yang bisa digunakan untuk swafoto dengan landskap pemandangan terbuka. Terakhir, camping pun bisa..ini nih yang nanti diulas sendiri, heee...

Ayunan Gantung


Dulu awal ke sana ada kandang kelinci, tapi awal tahun ini ke situ lagi sudah ngga ada. Mungkin dipindah ya, saya belum tahu...heee

The Lounge

Kalau capek tidak usah khawatir, banyak tempat duduk yang adem, apalagi dengan dipayungi payng warna warni. Asik deh pokoknya. Kalau lapas, tinggal keluar sebentar dari lokasi, atau tepatnya di depan komplek wisata, banyak warung-warung berjajar. Enaknya, sih bawa makanan sendiri dan tikar, jadi bisa serasa piknik-piknik gitu...heee

Tepat Istirahan yang nyaman

Selfie Deck


Saking asiknya lokasi Kemit Forest, ngga bakal biki bosen dateng ke sini, bikin nagih. Sudah beberapa kali saya ke sini, meski perjalannya jauh...Mau coba wisata alam yang asih di Cilacap, ini bisa jadi satu alternatifnya...yuk cuur...

Rabu, 04 Juli 2018

Segernya Ciblon di Kedung Pete



Berbahagialah kalian yang ada di Banyumas. Sangat mudah ketika akan ciblon, alias ceburan di sungai atau curug.

Masih banyak sungai yang airnya bening, dan seger banget. Berbeda dengan di tempat saya ini, haaa...sungainya sudah kaya kopi susu (ngga tega, kalau mau mandi, nyemplung kaki aja ngga tega..heee).

Kalau ke Purwokerto, cari yang paling mudah dijangkau, ya di Kedung Pete, yang lokasinya sekompleks Curung Telu. Atau di Curug Bayan, tapi karena seringnya rame, jadi enaknya di Kedung Pete. Berkali-kali ke sana tidak akan bosan.



Kedung Pete ini, satu komplek dengan Curug Telu. satu tiket masuk, bisa menikmati keindahan dai tiga lokasi, Sendang Bidadari, kedung Pete dan Curug Telu. Lokasinya yang berada di  Desa Karangsalam Kecamatan Baturraden. Kalau belum tahu lokasinya, cari di google maps sudah ada kok...hee...

Desa Karangsalam yang masih  berada di lereng selatan Gunung Slamet ini membuat udara disana masih sejuk. Banget malah. Tidak hanya udaranya yang sejuk, aliran air yang ada di Kedung Pete pun seger dan ngga bikin mata perih. Bakal mengigil kalau kelamaan mandi disini. Tenang aja, ada banyak warung-warung yang bisa untuk menghangatkan diri, dengan mengupi-ngupi dan makan mendoan anget.

Kalau ciblon disini, enaknya pagi-pagi, ya ngga pagi banget sih. Sekitar pukul 08.00 WIB sudah buka. Soalnya kalau pagi, masih jarang-jarang yang pada ciblon disini. Biasanya pada siangan, sepertinya menghindari agar tidak terlalu dingin sih.

Selain itu juga,  kalau lagi ke sini, selalu sepi, entah karena memang airnya yang dingin, dan dalem bikin pada males ciblon, atau karena memang wisatawannya pada seneng ke Curug Telu langsung atau ke Sendang Bidadari yang ada diatas Kedung Pete. Entah, yang penting pilihanku, ciblon di Kedung Pete, segeeeer e pool.

Kedung Pete

Kolam di Kedung Pete ini lumayan besar, kalau mau loncat dari bebatuan atau dari jembatan juga bisa. Karena kedungnya lumayan dalem juga. Sekarang  sudah ada tempat buat njebur, jadi mending enak.

Penyewaan Ban

Kalau yang tidak bisa berenang juga tidak usah khawatir, masih bisa berenang-renang atau bermain air. Ada penyewaan ban di warung-warung yang berjualan di sana. Kalau mau ganti juga jangan khawatir, karena ada juga toilet jadi bisa ganti baju deh.

Mau coba kesegeran dari Kedung Pete...cuus aja lah. Kalau ngga pingin ciblon, main kesini, menikmati pemandangan alamnya juga okeh. Bisa foto-foto buat menuh-menuhin feed Instagram.

Icon Curug Telu





Sendang Bidadari