Selasa, 06 Agustus 2019

Masa Menyerah di Raung?


Ingin Menyerah, Tapi Tak Bisa Menyerah 

Puncak Gunung Raung 3344 mdpl


Jalur terjal yang tidak berujung, berat beban yang dibawa dan juga gelapnya malam membuatku ingin menyerah pada pendakian ke Gunung Raung, kemarin.

Bagaimana tidak, Camp 7 yang menjadi tujuan camp hari pertama, tidak kunjung terlihat. Jalan terus menerus menanjak, tiada akhir sejak Camp 3. Badan sudah letih, basah kuyup oleh keringat yang mengucur. Menambah dingin menusuk tulang.

Jalan Menuju Puncak
Kaki serasa sudah enggan melangkah, menapaki jalur bebatuan dan berakar. Nafas sudah tidak lagi bisa berirama normal. Mata sudah tidak bisa fokus melihat, phobia jalan malam tepatnya. Sudah hampir 11 jam kaki ini menapak dari Camp 1 Sunarya menuju ke Pos 7. Tapi sampai pukul 20.00 WIB, shelter yang kami tuju tapi tidak kunjung terlihat.

Ingin mulut ini berkata dengan lantang “Aku menyerah!!” tapi hati ini melarangnya. Masa harus menyerah di jalur Raung, belum sampai Puncak loh..Apalagi, nanjak ke Raung butuh biaya besar. Okelah...

Jalur e broo....ini dari Pos 7 menuju ke Puncak

Yaa, memang tidak bisa menyerah. Entah berapa langkah lagi akan sampai ke Camp 7, kalaupun ingin berhenti dan turun, jalan pun sudah terlalu jauh. Sudah malam pula. Meski berat, kaki ini harus terus melangkah, meski berat, beban ini harus kubawa, meski berat harus sampai ke Camp 7 agar bisa istirahat. Dukungan dari tim juga membuatku semangat untuk sampai ke target hari pertama.

#karena tepar, jadi tidak banyak foto yang dibuat ya...haaa...

Pukul 21.00 WIB, tim Pejabat (pendaki jalan lambat) ini pun akhirnya sampai. Tenda warna kuning yang sudah terpasang, karena dipasang oleh porter yang juga membawa 15 liter air. Hebatlah mereka para porter itu.  

Angin besar langsung menyapa kami ketika sampai di Camp 7. Tidak butuh waktu lama, untuk mengeluarkan perlengkapan pribadi, ganti pakaian, jaket, kaus kaki, tidak lupa sarung, dan paling penting buka sleeping bag. Minum satu kotak susu coconut, tanpa menungggu makan malam, tidurlah saya..



Perjalanan dari Camp 7 menuju ke Puncak pun tidak kalah terjal dari awal pertama perjalanan. Tidak ada jalan 'bonus' menuju ke Puncak. Diestimasi perjalanan ke Puncak dari Camp 7 butuh sekitar 10 jam untuk naik turun. Nah loh, kalau Pejabat seperti kita pasti lebih kan...dan ternyata benar naik turun, kita tempuh selama 11 jam perjalanan. Wow...dua hari jalan 11 jam teruuuus.

Istirahat cukup di malam terakhir. Tidak lupa menikmati hamparan bintang, meski hawa di luar sangat dingin. Milkiway tidak lagi terlihat, tidak seperti saat terlihat di Pos 5 atau pos 6 saat nanjak. Perjalanan turun pun harus dilewati dengan slowly...pas Azan Maghrib kita sampai ke Pos Sunarya atau pos 1. atau berjalan sekitar 7 jam. 

Bayangkan kalau saya menyerah, tidak bisa sampai ke puncak. Sudah buang uang sia-sia, dan bakal menyesal seumur hidup. Karena sepertinya kalau diajak lagi ke Raung, saya bakal pikir panjaaaang lagi.

Berjuanglah terus sampai batasmu. Ingat persiapkan segala sesuatunya, terutama fisik sebelum naik gunung...