Kamis, 02 Juli 2020

Gegara Tren Bersepeda, Saya yang Sudah Rehat Satu Tahun Akhirnya Ikutan Gowes


Sudah hampir satu tahun, ya kayaknya satu tahu tidak bersepeda, atau sekadar berolahraga. Saya ingat, olahraga terakhir, saat satu bulan sebelum melakukan pendakian Gunung Raung pada Bulan Juni 2019 lalu.

Biasanya memang kalau mau naik gunung, eh pernah ding, nyepeda tetiap hari, pas kuliah dan pas lagi diet. 😄

Setelah itu, bablas...sampai sekarang. (Jangan tanyakan sudah naik berapa kilo)



Banyak ajakan berlari, joging atau bersepeda pun diabaikan. Karena memang lebih enak tidur, atau goro-goro sambil baca komik di webtoon, Game Township, Homescapes, stalking Instagram, Twitter, atau nonton drakor.

Tapi, akhir-akhir ini kok semakin banyak masyarakat yang mulai kembali bersepeda. Entah siapa yang memulainya eh..menge-tren-kan lagi. Kayaknya setelah ada kata-kata "New Normal" deh, itu pesepeda mulai nge-tren lagi.

Mungkin, nih mungkin, karena hampir tiga bulan masyatakat diminta untuk tetap di rumah, dan membatasi aktivitas keluar rumah. Sehingga, setelah adanya wacana tatanan kehidupan baru itu, masyarakat ramai "keluar rumah" dengan dalih berolahraga. Apalagi para pelajar yang memang belajar di rumah.

Dari anak kecil, remaja, sampai dewasa, semua bersepeda. Bergerombol, bahkan ada yang solo, alias sendirian (seperti saya). Sepedanya pun tidak sedikit yang baru. Meski mungkin banyak yang sepeda lama, yang akhirnya dikeluarkan kembali, karena ada tren ini.

Ah, tidak penting itu sepeda baru atau tidak, yang terpenting bisa bersepeda. Olahraga.

Makin banyaknya pesepeda yang "berkeliaran" ini, apalagi yang bergerombol dan tidak memperhatikan jalan, membuat pengendara lain, seperti sepeda motor atau mobil pun resah. Banyak komplenan di media sosial.

Tapi tidak semua pesepeda begitu sih, saya saja kalau gowes selalu dipinggir. Selalu tengok kiri dan kanan kalau mau mendahului sepeda atau bakul cilok yang jalan. Yang penting sih bisa lebih hati-hati.

Eh..betewe, saya juga baru dua kali gowes lagi, setelah terakhir tahun lalu. Sekali pakai sepeda Poligon item lejen yang ada sejak masa kuliah. Lalu hari Kamis ini, yang gowes karena Poligon lejen itu dah tukar tambah sama United abu-abu.

Sepeda United 
Saya menyesal, kemarin tidak foto dulu sama Poligon item. Karena sepeda itu sudah menemani sejak masa susah sampai sekarangpun masih susah. Karena sepesa itu pernah bolak balik membawa saya dari Purwokerto-Cilacap PP. Daebak kan...😄

Eh, di hari saya menjajal sepeda baru yang ngga baru ini, malah kena apes. Ban sepeda bocor, saat lagi asik-asiknya gowes. Alhasil dituntunlah sepeda ini, lewat perumahan, meski ada orang di depan rumah, tapi mereka hanya menyaksikan saya lewat.

Berbeda saat masuk ke perkampungan, warga langsung menyapa dan menanyakan kenapa dituntun. Bahkan mereka menawari untuk di pompa. Berterimakasihlah saya pada ibu-ibu yang mukanya agak familier itu.

Meski baru melangkah 100 meteran, ban sepeda saya kembali kempes. Alhasil, saya kembali menuntun sepeda yang ngga baru-baru banget itu. Tapi saya nikmati lagi menuntun, jalan kaki dikala sore kelabu, sambil mendengarkan kumpulan lagunya One Oke Rock. (ale/2-7-2020)