Rabu, 29 April 2009

UPL MPA UNSOED SIAP TAKLUKAN PUNCAK TERTINGGI AFRIKA


Sudah tak asing lagi bagi dunia kepecintaalaman akan trend seven summits atau pendakian tujuh puncak tertinggi dunia. Pendakian Seven Summits adalah pendakian tujuh gunung tertinggi di tujuh benua di dunia. Gunung Elbrus di Rusia, Gunung Mc. Kinley di Amerika Utara, Gunung Cartenz di Indonesia, Gunung Aconcagua di Argentina, Gunung Kilimanjaro di Tanzania Afrika, Gunung Vinson Masiv di Kutub Utara dan Gunung Everest di Nepal. Setelah sukses melakukan Ekspedisi ke Gunung Elbrus (5642 mdpl) di Rusia pada tahun 2005, sekarang UPL MPA Unsoed berencana untuk melanjutkan ekspedisi ke Gunung Kilimanjaro (5895 mdpl) yang merupakan salah satu tujuan seven summit sebagai gunung tertinggi di Afrika. Ekspedisi kali ini bertajuk Soedirman Indonesia Tanzania Expedition 2009.


Ekspedisi ini berupa pendakian Gunung Kilimanjaro 5895 mdpl, studi banding pengelolaan kawasan konservasi dan taman wisata Nasional di Tanzania yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2009 serta live music dan pemeran hasil kegiatan pada bulan Juli 2009 sebagai kegiatan pasca oprasional. Ekspedisi ini memerlukan banyak persiapan dari segala aspek, baik pendukung yang berupa perlengkapan, akomodasi, transportasi, konsumsi, dokumentasi dan P3K, aspek pendanaan dan terutama pada kondisi fisik dan skill atlet untuk melakukan pendakian. Untuk menunjang itu, maka dilaksanakanlah tahapan-tahapan pelatihan berupa pemberian materi, tes psikologi, latihan fisik, simulasi beban, simulasi rel kereta api dan Try out.


Materi yang diberikan untuk para calon atlet antara lain materi navigasi darat, manajemen perjalanan, makanan dan gizi, audio visual, fotografi, konservasi, serta les Bahasa Inggris. Kemudian juga dilakukan tes psikologi, hal ini dilakukan agar ketua ekspedisi bisa memilih atlet selain dari fisiknya tetapi dari mental dan pola pikir mereka.

Latihan fisik dilaksanakan sebanyak seminggu 5 kali, setiap pagi di Gor Soesilo Soedarman. Tahapan latihan fisik ini tiap bulannya selalu meningkat waktunya, 2 bulan menjelang operasional yang tadinya hanya dilakukan tiap pagi, menjadi dua kali sehari. serta waktu untuk jogging selalu naik bertahap, mulai dari 15 menit sampai 1 jam. Hal ini dilakukan untuk menaikkan endurance (daya tahan) dari atlet. Selain lari, atlet juga melakukan senam seperti sit up, push up, suttle run, back up dan step up, hal ini berguna untuk melatih kekuatan tubuh.


Tahapan selanjutnya adalah simulasi beban yang dulakukan dengan tujuan melatih kekuatan tubuh agar terbiasa dengan beban dengan berat minimal 1/3 dari berat tubuhdan maksimal ½ berat badan. Kegiatan ini bertempat di Gunung Slamet lewat jalur Baturaden. Simulasi selanjutnya yaitu simulasi rel kereta api. Simulasi ini mewajibkan atlet berjalan di jalur rel kereta api, guna meningkatkan konsentrasi dan juga latihan beban. Simulasi ini bertempat dari stasiun Purwokerto sampai ke Stasiun Karangsari yang berjarak kira-kira 13 km. Sampai saat ini simulasi rel kereta api sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali, waktunya pada minggu terakhir tiap bulannya.


Tahapan selanjutnya yaitu Try Out. Tahapan ini merupakan tahapan uji coba untuk oprasional, dan ini direncanakan sebanyak 3 kali. Try out yang telah dilakukan adalah pendakian Gunung Lawu (3265 mdpl) tanggal 1-4 Maret 2009 dan pendakian Gunung Slamet (3428 mdpl) pada tangal 3-6 April 2009, sedangkan Try out selanjutnya akan dilaksanakan di Gunung Semeru.


Tujuan Try out ke Lawu sendiri selain sebagai ajang untuk mempererat kekompakan dan meningkatkan fisik atlet, juga sebagai sarana aplikasi materi Audio Visual dan Navigasi Darat. Pada Try out kali ini, atlet mengambil jalur pendakian Cemoro Kandang Kab Karanganyar Jawa Tengah dan Cemoro Sewu Kab Magetan Jawa Timur. Puncak yang dituju adalah Puncak Argo Dumilah (3265 mdpl). Dalam proses pendakian, atlet dituntut untuk selalu resection dan Ormed yang nantinya dapat melakukan pemetaan jalur pendakian yang telah dilewati. Hal ini nantinya akan sangat berguna untuk pelaksanaan Ekspedisi di Kilimanjaro. Selain itu proses pendakian juga didokumentasikan secara audio visual dengan konsep Film Dokumenter. Untuk pembuatan dokumentasi ini sebelumnya atlet membuat story board sebagai acuan untuk pengambilan gambar yang nantinya akan diolah untuk menjadi sebuah film dokumenter.


Sedangkan Try out ke dua bertempat di Gunung Slamet dan mengambil jalur Guci-Baturaden. Try out ini bertujuan untuk mengaplikasikan materi Rencana Perjalanan, Audio Visual dan tentunya masih navigasi darat. Hampir sama dengan Try out sebelummnya yang juga mengaplikasikan materi audio visual dan navigasi darat, tim kali ini diharapkan hasil dari Try out akan lebih meningkat dari sebelumnya. Sedangkan pengaplikasian materi rencana perjalanan ini di harapkan atlet juga mulai terbiasa dengan renana perjalanan yang akan dilaksanakan di Gunung Kilimanjaro.


Dan tahapan terakhir yaitu Try out ke tiga yang akan dilaksanakan di Gunung Semeru pada bulan Mei 2009. Pada Try out ke tiga ini bertujuan aplikasi semua materi yang telah diberikan, dan diharapkan ada peningkatan lebih dari Try out sebelum-sebelumnya.


Tahapan-tahapan pra oprasional ini merupakan salah satu proses ekspedisi yang menentukan berhasil tidaknya ekspedisi ini.306/PB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar