Rabu, 08 Maret 2017

Pelangi di Curug Jenggala

Curug Jenggala
Curug Jenggala, tempat wisata alam yang ada di Desa Kaligapu Kecamatan Baturaden ini lagi jadi tempat hits dan kekinian. Siapa yang belum ke sana dan foto berasa masih ada yang kurang deh...Apalagi bisa nonton pelangi di sana, meski tidak hujan.

Hits banget kan,,PPG aja sampai main ke sini
Saya juga ke sana setelah sekian lama sudah sangat ngiler dan penasaran dengan tempat itu. Kalau dilihat dari hasil foto-foto teman maupun di sosial media, tempat wisata yang baru bulan ini dibuat, sangat instagram-able.

Welcome
Melihat refrensi-refrensi dari blog-blog dan tulisan milik orang-orang, apalagi lokasinya ngga jauh, dan masih sangat terjangkau. Jadi kenapa tidak saat liburan hari Sabtu atau Minggu jalan-jalan ke sana, hanya untuk refreshing dan tentunya swafoto.

Jalan ke Curug Jenggala ini tidak susah kok, dari Purwokerto cari saja jalan menuju ke Desa wisata Kalipagu, dan ke arah Baturraden. Dari Curug Bayan, masih harus naik lagi, sampai ke dusun terakhir. Sebelum ke tempat pakiran terakhir menuju ke wisata di Kalipagu, ada portal. Disini kita diwajibkan membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang.

Beberapa tempat yang bisa dikunjungi di Kalipagi
Petugasnya nanti bakal menginformasikan ada apa saja di Desa Kalipagu ini, karena bukan hanya Curug Jenggala saja, tetapi ada tempat lainnya yang bisa di singgahi, seperti Curug Pengantin, camping di bukit Cinta, dan batur Lumpang dan camping ground. Tinggal pilih mau kemana, Saya sih pilih ke Curug Jenggala saja. Bukit Cinta ternyata saya sudah pernah ke sana, waktu lagi nyasar camping.

Satu tempat pakir, dan warung warga
Ada beberapa rumah warga yang dijadikan tempat parkir, parkirnya pun murah. Selain itu juga ada beberapa warung-warung kecil yang menjual makanan dan juga sovenir berupa kalung dan gelang handmade dari warga. Murah harganya, gelang Rp 10 ribu tiga biji dan kalung Rp 15 ribu.

Jangan lupa Bismilah sebelum mulai Perjalanan
Sudah banyak petunjuk arah menuju ke Curug Jenggala ini. dari lokasi, kita akan naik ke pipa air dari kolam tandon Muntu, dan menyusuri menuju ke kolam tandon tersebut. Jalannya landai lurus, dan sekali-sekali harus turun dan naik tangga. Sampai ke kolam Muntu, menyebrang sungai ke bukit sebelahnya. Dari sebelah kantor Muntu ini sudah terlihat pintu gerbang Curug Jenggala.

Turunan berupa tangga curammmmm

Jalannya cukup lumayan, jadi mending jalannya santai, jangan lagi kayak di kejar setan. tenang, disini ngga ada setan, adanya warung-warung dan penjual makanan dan minuman di sepanjang jalan. jadi kalau haus, tinggai ambil aja, tentunya bayar ya.

Ada jalan untuk sepeda motor
Tapi, kalau ngga biasa jalan, mending pakai ojek. Ada ojek yang disediakan di sana, Uniknya tukang ojeknya menggunakan pakaian lurik coklat, khas Yogyakarta. Ojeknya pun murah, Rp 10 ribu. Bisa membawa dari parkiran sampai ke kolam Muntu.

Dari kolam Muntu, ada dua jalan yang bisa kita lewati. Semuanya melalui jembatan. Pertama jembatan yang merupakan aliran kolam Muntu, lewat jalan ini kaan lebih cepat. Jembatan yang ada di belakang bangunan rumah dinas Kolam Muntu ini hanya bisa dilewati satu per satu orang ini merupakan aliran air ke kolam Muntu. Jalannya pun sempit, sehingga jika kita lewat ini harus hati-hati.
Jembatan Muntu, hati-hati dan bergantian arah jalannya
Tapi untuk amannya, ada jembatan yang memang dibuat dari kayu-kayu agar aman dan tidak menakutkan bagi orang-orang, terutama cewe.


Jembatan kayu, yang di sekitarnya ada taman-taman
Asiknya kalau lewat jembatan kayu, kita akan melewati taman-taman, yang kemarin sih bunganya belum begitu banyak, masih kecil-kecil, tapi sudah tertata. Beberapa bulan lagi mungkin sudah bagus deh. Lewat sini, kita memutar jalan sedikir.

Pintu gerbang ke Curug Jenggala
Sampai di pintu gerbang, kita masih jalan lagi, sekitar 250 meter. Jalannya sudah baik, karena sudah ditata, menyerupai tangga-tangga dengan menggunakan bambu. Lingkungannya pun bersih, ada petugas yang terlihat membesihkannya.

Warga yang membersihkan jalan ke Curug Jenggala
Sama halnya taman-taman, ada juga warga yang sedang memelihara taman. Ada taman dengan nama Nagasari. Seperti nama makanan tradisional, ternyata itu nama sebuah pohon khas di sana, Nagasari.

Perhatikan yang dilingkaan merah..itulah pohon Nagasari
Selama perjalanan kita juga bakal menjumpai berbagai pepohonan yang masih hijau, dan juga melintasi sungai kecil. Disini anak-anak bisa main-main karena kolam-kolam alami yang terbentuk tidak dalam.
Menyebrang sungai, aman kok
Sampai di lokasi wisata Curug Jenggala, duduk aja dulu, sambil ngantri foto di selfie love deck yang pemandagannya langsung ke Curug Jenggala ini. Bisa di foto sama teman, tapi kalau kamu sendirian ke sini, bisa minta tolong ke petugas yang stanby di sana. Orangnya ramah-ramah juga kok. jadi jangan khawatir. Jangan lupa, alas kaki saat foto di deck di copot ya.

Santai dan antri foto di Curug Jenggala
Meski sekitarnya masih rimbun, sekali-sekali ada cahaya matahari yang masih ke sekitar lokasi, dan pasti bakan ada pelangi yang terlihat di sana, asik kan. Pelangi ini terbentuk karena ada percikan air dari Curug Jenggala yang terpapar sinar matahasi, dan membuat warna-warni setengah lingkaran.

Pelangi...seeeeeee....

Kita juga sebenarnya bisa menikmati percikan air terjun Curug Jenggala secara langsung. ada akses menuju ke bawah, tapi hati-hati, licin ya. Kemarin sih ngga ke sana, jalannya kelihatan licin abis hujan malam harinya sih.

Ke kanan menuju Selfie Deck dan ke kiri menuju Curug Jenggala
So, yang masih penasaran, datang aja ke sini, ngga bakal nyesel. asiknya kalau bareng-bareng sama temen. Yuk dolan.

Ini di fotoin sama petugas jaga di sana


Nggaya saja

Jembatan aliran air Muntu diambil dari jembatan kayu
Curug Jenggala



Minggu, 05 Maret 2017

Nyepi di Rumah Pohon Selok


Sudah satu tahun tidak posting tulisan baru di blog. Padahal sudah ada beberapa tempat yang dikunjungi dan mau ditulis. Maklum ya, lagi seneng dengan game baru, jadi nulisnya terakhiran.

Ini mumpung, lagi senggang di rumah, sambil nulis, sambil juga nyuci. Mau cerita, ada satu tempat yang asik juga di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Cilacap.

Kemarin sudah nulis yang Selok View yang bisa memandang Samudera Hindia yang sangat luas. Tempat ini beda lagi, tidak lagi memandang samudera, tetapi hijaunya dedaunan dari pohon-pohon yang ada di sekitarnya.

Rumah pohon Pule, Lokasinya ada di sekitar Jambe pitu. Kalau dari pintu gerbang utama TWA Selok, ikuti saja jalan aspal yang ada di sana. Perjalan ke rumah pohon ini, akan melewati beberapa tempat wisata lainnya yang ada di Selok ini, soalnya lokasinya berada di ujung jalan lokasi wisata ini.

Pintu Masuk Taman Wisata Alam Gunung Selok

Daripada tersesat, mending nanya. Tapi jalannya sangat jelas dan hanya ada satu kok, jadi jangan khawatir. Ikuti jalur saja, atau pake Waze, aman.

Lokasi Wisata yang dilihat pertama kali setelah Pintu Gerbang TWA Selok, ke Selok View
Diujung jalan, ada area parkir yang cukup luas. Di sekitarnya, ada beberapa tempat yang bisa dituju. jadi bukan hanya ada rumah pohon saja, tetapi juga ada Padepokan Jampe Pitu (satu dari empat padepokan yang ada di sana), Goa untuk pertapaan. Tinggal pilih mau kemana. Sesuai judul, ya kita pilih ke Rumah Pohon saja.


Persimpangan Jalan, yang ada Gapura menuju ke Jambe 5, dan menuju ke Rumah Pohon ke arah yang ada benderanya

Dari areal parkir (area parkirnya ngga tek foto), tidak bakal terlihat rumah pohon itu. Kita mesti jalan ke  sebentar, ngga ada satu menit kok. Melewati pos yang ada di sana dan juga taman sederhana, dengan berbagai jenis tanaman yang memang sengaja dibudidayakan.

Jalan menuju ke Jambe Pitu

Rumah pohon itu di buat di pohon Pule yang sudah berusia 20 tahun. Dengan ketinggian sekitar 5 meter, rumah-rumahan yang dibuat kelihatan kokoh dipasang. Bagaimana tidak kokoh, dibuat tidak menggunakan bambu dan kayu, tetapi material besi. pondasinya pun kokoh, karena berada di antara tiga cabang pohon pule yang punya diameter sekitar 50 cm.

Petunjuk Arah
Kita-kita, yang kurus maupun yang gendut bisa dengan aman naik di rumah pohon. Tapi menurutku sih, mending tidak banyak orang sekaligus buat naik ke atas.

Rumah  pohon
Dari situ kita bisa melihat pemandangan berbagai pepohonan sekitar yang sangat rimbun. Eits, tapi tidak usah khawatir, kita juga bisa melihat satwa-satwa yang ada di sana kok. Adem, sepi, segar udaranya...cocok buat refreshing, dan menambah oksigen dalam tubuh. Kalau yang lagi pingin menyepi, disini juga cocok kok.

Masih banyak monyet ekor panjang (Macaca    fascicularis) yang masih berkeliaran di sekitar rimbunnya pepohonan. mereka bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Seakan-akan memang sengaja menampakkan diri kepada para manusia, agar di perhatikan.

Monyet Ekor Panjang
Kalau beruntung, juga bisa melihat burung Kepodang (Oriolus chinensis), burung Kutilang (Pignonotus aurigaster), Kuntul (Egretta sp.), Trocokan (Pycnonotus goaivier), Ayam hutan (Gallus sp.), Derkuku (Streptopelia chinensis), Alap-alap dan Bubut.

Yang tidak kalah pentingnya, disini kita bisa berfoto. Dari bawah maupun dari atas juga asik. Terserah 'angel'nya.

Hijau dimana-mana
Di sekitar pohon Pule ini juga banyak tanaman-tanaman dan juga pohon-pohon langka yang memang sengaja di tanam untuk penelitian. Jadi selain bermain, berwisata dan juga bisa berselfie di sini, kita juga bisa belajar berbagai jenid tanaman yang ada.

Kalau jalan-jalan ke sini, jangan lupa mengunjungi tempat-tempat lainnya, kalau ngga mau nyesel loh. Soalnya ada beberapa tempat wisata religius yang ada di sana. Ada Padepokan Jambe Lima, Agung Sang Hyang Jati, Jambe Pitu dan Padepokan Kaendran). Ada juga goa-goa alam yang biasa digunakan untuk pertapaan.

Yuk...dolan ke TWA Selok di Adipala Kabupaten Cilacap.