Kali ini masih jalan-jalan ke Pulau terlarang di yang masih masuk
ke wilayah Cilacap, mana lagi kalau bukan Nusakambangan.
Kalipat atau Kalimpat, satu spot pantai yang sudah lama dengar
namanya. tetapi belum pernah ke sana. Satu karena dulu tidak tahu lokasinya,
dan dua karena tidak tahu tempatnya. heee...sama saja
Tim jelajah Kalimpat |
Kunjungan ke Pantai Kalipat, kemarin tidak disengaja. karena
awalnya memang hanya akan menemani, teman yang lagi kasmaran menuju ke Pantai
Pasir Putih arangbolong di Nusakambangan. Soalnya keduanya belum pernah ke Nusakambangan
yang dikenal dengan Pulau Penjara.
Ternyata perahu wisata yang menyebrangkan kita ke Nusakambangan,
mengatakan untuk ke pasir putih sedang di tutup sementara dan hanya sampai di
Pantai Karang Tengah. Baliau tidak memberikan penjelasan banyak alasan tidak
boleh ke sana.
Pasangan Baru nya nihh... |
Awalnya was-was, karena saat itu sudah hampir pukul 14.00 WIB.
Estimasi ke Selokpipo sekitar 30 menit dan medannya yang lumayan, dan ada juga
Kalipat atau Karangbandong yang waktu itu kita telusuri selama dua jam, belum
nemu ujungnya. Tapi, karena semangatnya pasangan baru itu akhirnya, nyebrang
saja.
Satu warung diantara beberapa warung lainnya |
Sampai di Pantai Karangtengah, langsung mengerutkan dahi. Bagaimana
tidak, sangat berbeda dengan terakhir saat kunjungan ke sana. Sudah banyak warung, daaaaan…ada guide nya loh.
Semua pengunjung yang baru menyebrang, langsung bakal di tawari
sama pemuda atau orang yang ada di sekitar sana untuk dipandu menuju
ke Kalimpat. Mereka tidak menawari kita ke Selokpipa atau ke Karangbandung. Penawarannya
pun harus, karena menurutnya jalannya ngga jelas.
Tarifnya mau tahu? Untuk wisatawan asing Rp 450 ribu dan wisatawan
lokal Rp 150 ribu. Dan yang lebih parahnya lagi, “Harga ini ngga bisa ditawar
mba,” kata satu orang pemandu. Whaaaaat??!!!.
Rombongan yang menggunakan Pemandu |
Sambil mancing2 arah jalannya, itu pemandu bilang kalau nanti ada
pertigaan kecil. Yang lurus ke arah Karangbanddong, dan yang belok ke kanan ke arah
Kalimpat. Walau belum tahu arah sebenarnya, tetapi akhirnya nekat saja jalan ke
sana. Harapannya di depan banyak orang yang bisa ditanyai.
Tapi sebenarnya, satu lagi…sebagai mantan Mapala, jangan
malu-maluin nyari jejak di alam. Masa kalah sama orang-orang itu…heee…
Lagi mesra-mesranya, jadi masih saling bantu..hiii |
Akhirnya diputuskan jalan berempat, pelan-pelan asal kelakon. Kita
akan melewati jalan berbatu di tengah hutan. Awalnya naiiii……..ik terus dan berkelok-kelok.
Sepanjang jalan kanan kiri kita rimbun dengan pepohonan. Anehnya, tidak ada angin
yang menggoyangkan mereka. Membuat selama perjalanan menjadi gerah.
Kira-kira sudah satu jam perjalanan, deburan ombak samudera
selatan terdengar dari perjalanan. Rasanya sudah ngos-ngosan, dan berat badan
sudah turun melalui keringat yang keluar. Setelah turunan pasti akan menemukan
turunan jalan. Tandanya setelah ada pohon yang melintang di jalan, setelah itu
turuuun…ada naik sedikit sih, tapi ngga banyak
Samudera Hindia, terlihat dari sela-sela bukit di Nusakambangan |
Satu jam perjalanan lebih, sempat membuat frustasi. Karena kelihatannya
memang masih jauh, apalagi melihat orang yang pulang berpapasan dengan kami,
mereka terlihat terengah-engah dan kelihatan capai sekali. Mau tanya pun malu, karena
selalu ditanya sama pemandu mereka terlebih dahulu, kenapa tidak memakai
pemanadu. Ya..karena kita tahu jalannya laaah….hakaaa…padahal, kaya mencari
jejak.
Ini nih persimpangan jalannya, sengaja di blur..permintaan |
Saat jalan sudah mulai menurun, akan ada pertigan kecil. Satu jalan
utama yang masih berbatu, dan jalur ke kanan dengan setapak dairi tanah. Jika
tidak memperhatikan lebih, pasti bakal terlewati seperti waktu pertama saya
sebelumnya. Tapi dengan semangat dan penciuman yang tajam akan jejak-jejak
orang, pertigaan menuju ke Kalimpat kita temukan, walau tanpa pemandu…Ha…Ha…Ha….(ketawa
bangga loh).
Tertawa bahagiaaa.... |
Dari pertigaan itu, kita akan menuruni bukit, yang lumayan curam
dan licin. Tapi ada beberapa turunan sudah diberi akar tali, untuk kita berpegangan.
Hati-hati saat turun, karena kanan kiri kita juga ada jurang. (bukan jurang
pemisah sih).
Turunan licin broo |
Melihat pantai Kalipat, rasanya senang sekali seperti menemukan surga
(padahal belum pernah lihat surge ya). Lelah hampir dua jam perjalanan
terbayarkan. Sekitar pukul 16.00 WIB, sampai di pantai yang dikelilingi dengan
tebing-tebing ini.
akhirnya..pantai |
Pantai dengan pasir putih lainnya yang ada di Nusakambangan. Walau
pasir putihnya kasar, karangnya pun tidak sebanyak seperti di Selokpipa. Bekas
kerang-kerang kecil bertaburan di pinggir pantai. Saat surut, air lautnya
bening, dengan banyak binatang-binatang laut disana.
Menikmati Pantai nih |
Bening kaan |
Buat Selfie juga keren |
Ngga tahan buat berendam |
Bebas terbang juga kan |
So..bagi yang akan ke sana siapkan fisik, bekal makanan dan
minuman yang cukup dan pakai pakaian yang nyaman, tipis dan menyerap keringat. Ngga
usah bawa jaket, karena selama perjalanan pasti di copot, hawanya panash. Dan terutama
adalah kamera….
Berat meninggalkan Pantai Kalimpat |
Kalau saja, kita berangkat lebih pagi, pasti akan lebih banyak ambil
gambar dan jalan-jalan, bahkan mungkin guling-guling di Pantai Kalimpat yang keren abis ini. Tapi
karena kita sudah sore sampai disana, dan agar tidak kemalaman, kita pun hanya
sekitar 30 menit disana…..Yah…tidak apa-apa...lelah terbayarkan. walaupun, harus lelah-lelah lagi untuk kembali ke Cilacap. Hosh....Semangat!!!!
Hello from the otherside |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar