Rabu, 24 Agustus 2016

Mencari Sunset Sampai ke Gunung Api Purba

Latar Belakang Gunung Api Purba yang fenomenal dengan model cetaar

Namanya gunung ya harus didaki, kalau ingin menuju puncaknya. Tapi kali ini jalan-jalannya tidak pakai mendaki, walau mainnya ke gunung. Kita menuju ke Gunung Nglanggeran yang berjarak 25 km dari Yogyakarta, hanya untuk mencari Sunset.

Bahagia kaaan...
Naik mobil, foto-foto dan menikmati sore hari di Gunung Ngalenggeran, di Desa Nganggeran Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, hanya itu. Jauh-jauh dari Surabaya dan Cilacap kita menuju ke Gunung Nglanggeran yang merupakan Gunung Api Purba. Menurut Wikipedia terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun lalu.

Gunung Api Purba
Gunungnya tidak seperti gunung biasa yang berbentuk seperti segitiga kalau kita gambar di buku. Tetapi merupakan bebatuan yang  berjajar tidak beraturan. Warnanya pun seperti zebra, dominasi hitam putih tidak beraturan. Batuan itu merupakan batuan beku andesit, lava dan breksi andesit, ini kata Wikipedia ya.

Jangan tanya, jalur menuju ke puncak pegunungan api purba ini. Karena sudah sore, jadi memang enggan untuk naik. Selain itu juga memang kesana tidak untuk camping. Kapan-kapan saja..heee

Saat masuk ke Desa Nglanggeran saja, sudah takjub dengan keberadaan batu-batu yang super besar di pinggir jalan, atau berada di sekitar rumah warga. Berfikir, bagaimana batu segede gaban bahkan lebih dari gaban itu bisa berada di sana…?

Area parkir dari atas tangga menuju ke embung
Sampai di parkiran di objek wisata yang sudah dikelola ini, kita akan takjub dengan di seberang ada gunung api purba, yang usianya lebih tua dari nenek moyang kita. Eh..masuk ke objek wisata ini satu orang dikenakan sekitar Rp 10 ribu kali ya, lupa kemarin bukan saya yang bayar soalnya.

Naik Brooh....

Sore itu masih banyak yang menikmati suasana di sekitar Gunung Ngalenggeran ini, apalagi kalau tidak menikmati sunset. Lebih OK nya sih, kalau menikmati sunset ini berada di sekitar embung Nglanggeran yang berada satu objek dengan Gunung Api Purba ini. Dari area parkir, kita harus naik tangga untuk menuju ke Embung yang digunakan untuk mengairi sawah warga ini. Tidak dihitung berapa jumlahnya, tapi lumanyan menguras tenaga. Sampai diatas, pas banget waktunya matahari tenggelam di barat.

Full Zoom

Sunset yang tetap sempurna
Kabut dan awan yang menutup separuh matahai tenggelam ini tidak mengurangi keindahan sore di Gunung Api Purba dan Embung yang berada di ketinggian ini. Apalagi saat cahaya matahari sore ini bercampur dengan warna dari air embung. Wuiih….bagi pecinta fotografi ngga bakal melepaskan. Wew, ajiib.

Sunset di Embung
Disini sudah nyaman, banyak tempat sampahnya, jadi mempermudah para wisatawan yang akan membuang sampah, jadi ngga sembarangan. Kamar mandinya juga ok, airnya dingiin. Dan sudah ada warung-warung mie yang ada di sekitar embung maupun di bawah, atau parkiran. Aman, nyaman deh, tapi yang terpenting ikuti tata aturan yang ada.

Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata
Dilarang!!

Diareal parkir juga ada beberapa informasi yang disediakan oleh pengelola wisata. Mulai dari agrowisata di desa tersebut, sejarah pembuatan embung dan juga da kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di Desa Nglangegran ini. 

Papan Informasi
Sejarah Pembuatan Embung
Berdasarkan informasi, di Desa Nglanggeran tersebut juga da berbagai wisata lainnyya, seperti wisata air terjun Kedung Kandang. Lagi-lagi sudah sore yak, kapan-kapan lagi. Heee…coba aaja ke Gunung Api Purba ini, asiiik…mungkin asik lagi kalau sampai puncaknya ya. 

Embung dan Gunung Api Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar