Jolen di tenggelamkan ke laut Selatan |
Pada Bulan
Sura penanggalan Jawa, nelayan di Cilacap menggelar Sedekah Laut, sebagai ungkapan
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Sedekah Laut ini digelar saat
Jumat Kliwon, namun, tahun 2017 ini beda, pada Jumat Wage. Perhitungannya,
hanya para sesepuh dari nelayan yang mengatahuinya.
Biasanya,
dalam sedekah laut ini ada jolen atau sesaji yang akan dilarung atu dibuang di
lautan oleh para nelayan ini. Masing-maisng kelompok nelayan bakal membuat
jolen ini yang kemudian di larung ke Pulau Majeti Pantai Selatan Cilacap, atau
di ujung Nusakambangan.
Isi Jolen |
Isinya jolen
pun unik-unik, dari yang utama kepala kambing, sapi atau kerbau, ada juga
makanan, minuman, kelapa muda, kain, jajan pasar, ciki, sandal, potongan
rambut, kincir, sampai ada juga layangan.
Jolen-jolen
ini akan diarak dari Pendopo Wijayakusuma Cilacap sampai ke Pantai Teluk Penyu.
Tahun ini, ada 11 jolen yang akan dilarung, yakni dari kelompok nelayan
Bengawan Donan, Sidakaya, Sentolokawat,
Pandanarang, PPSC, Tegalkatilayu, Kemiren, dan Lengkong. Kemudian berasal dari
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Pemerintah
Kabupaten Cilacap dan juga dari masyarakat.
Jolen Tunggul atau jolen utama di arak dari Pendopo Wijyakusuma menuju Pantai Teluk Penyu |
Diiringi
para nelayan, kelompok kesenian daerah, dan juga Buppati Cilacap bersama dengan
para Forkopimda yang menggunakan kereta kuda, jolen-jolen ini dibawa ke Pantai
Teluk Penyu.
Sampai sana,
sudah ada ribuan masyarakat yang ingin melihat prosesi tahunan ini. Bahkan ada
yang memang ingin mendapat keberkahan setelah mengikuti Sedekah laut ini.
Jolen diarak, diiringi oleh barisan Bupati dan Forkompimda ang naik kereta kuda |
Jolen-jolen
pun dibawa, menggunakan perahu jukung menuju ke tengah laut. Pada kesempatan kemarin,
saya berkesempatan mengikuti larungan jolen ini di tengah laut. Bersama
fotografer dari Cilacap_Event, dan dua orang warga.
Sejak awal
sudah diingatkan oleh nelayan yang membawa perahu, jika kamera harus diamankan
karena gelombang laut cukup tinggi. Siap saja, karena sudah bawa plastik kresek
buat pengaman.
Tapi, pingin pas jalan sambil foto-foto, eh..ternyata
benar-benar tidak bisa mengeluarkan kamera.
Jalannya
kenceng, perahu yang menabrak ombak pun mengakibatkan percikan-percikan air
laut yang sampai masuk ke dalam kapal kecil berisi tujuh orang dan satu jolen
itu. Perahu juga goyang ke kiri kanan, mengikuti irama gelombang. Tidak aman
buat motret.
Jolen dinaikkan ke perahu |
Perjalanan
sekitar 20 menit yang menegangkan, dan menyenangkan. Menegagngkan karena menembus
gelombang tinggi, dan menyenangkannya karena ikut dalam prosesi larungan, serta
bisa melihat ujung pulau Nusakambangan.
Dari situ
saya menyadari jika para nelayan ini adalah para pemberani. Bagaimana tidak, di
tengah lautan dengan gelombang yang besar seperti itu, mereka mencari nafkah
untuk keluarganya.
Kembali ke
Jolen, saat sudah di tekape alias tempat pembuangan jolen-jolen, perahu
berhenti.
Nelayan memotong ikatan jolen di perahu |
Nelayan yang ada di perahu pun segera memotong tali yang mengikat
jolen. Proses pembuangan jolen ke laut pun sangat singkat tidak sampai 10
menit.
Disini,
terlihat solidaritas dari para nelayan yang lain. Dimana dua orang nelayan yang
ada di perahu saya tidak kuat untuk melempar jolen yang sangat berat tersebut
ke laut. Nelayan-nelayan yang masih muda-muda, yang tadi mengiringi perahu
jolen pun merapat, mereka berenang menuju ke perahu dan naik. Setelah itu
langsung bersama-sama membuang jolen.
Pas lagi
membuang ini, perahu yang saya tumpangi ini sudah miring hampir 80 derajad.
Deg-degan tentu saja, apalagi kemampuan renang saya pas-pasan. Belum perah
berenang di samudera dengan ombak tinggi seperti itu.
Jolen siap dibuang, dan posisi perahu miring |
Langsung
saja, yang tidak memegang jolen di perahu itu langsung mengimbangi kearah sebaliknya.
Sehingga perahu kembali semula, serta jolen berhasil di buang. Misi pun
terselesaikan, dan pakaian kami pun basah semua.
Sebenarnya
sangat ingin bisa swafoto di atas perhu itu, tapi bagaimana mungkin, bisa-bisa
hp jatuh atau rusak karena kena air laut. Mending, ngga usah, tuangkan lewat
tulisan saja ya.
Jolen sudah dibuang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar