Jumat, 03 Mei 2013

Rumahku Segalanya

Senyaman-nyamannya rumah orang, akan lebih nyaman rumah sendiri Pepatah itu memang ada benarnya Sangat benar malah, Sejak satu bulan lalu, tepatnya tangggal 2 April aku dipulangkan ke rumah orang tuaku di Cilacap. Tentu bukan oleh lelaki ku, karena aku belum berpasangan dengan lelaki. Tugas. Tugas kantor yang membuatku harus kembali lagi ke rumahku. Seperti tiga bulan sebelumnya, aku pun baru saja ditarik dari peredaran di Cilacap. Tepatnya sejak Juli-September 2012 lalu. Saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Di Cilacap. Kini dengan mengusung misi ‘bisa berkoordinasi, agar cepat memerbesar koranku di Cilacap, aku ditarik kembali. Tentu, siapa yang tidak mau dikembalikan ke rumah sendiri. Cilacap. Aku yang dasarnya memang pasrah, menuruti. Bahkan ketika ditawari aku siap saja. Bahkan dengan bercanda, aku meminta untuk dikembalikan saja ke rumah. Dengan bercanda, khasku. Hmm...itulah kelemahanku, semuanya menganggap aku serius, aku yang meminta sendiri untuk kembali. Okeh aku terima. Mungkin mereka belum faham akan aku. Hmm.... Tentu aku senang dan tidak senang dengan keadaan ini. Senangnya tentu aku tinggal dirumah, berkumpulbersama dengan keluargaku, bisa ngobrol lebih lama dengan mereka. Karena biasanya memang aku hanya sebulan sekali pulang, kirim pesan singkat pun jarang ke rumah (kalau ingat saja, red) heee..atau kalau lagi ada sesuatu. Bukan durhaka, memang seperti itu, karena seringkali Babeh ku yang datang ke Purwokerto. Senang aku bisa lebih ngirit akan pengeluaranku?ngirit, bisa dikatakan demikian tidak ya?hmm...sepertinya sama saja, karena ‘jatah’ untuk kos dan listrik pun kuserahkan ke rumah. Sama saja..hee... Nyamannya lagi, bajuku dicucikan, walau kadang aku sudah bilang untuk ditinggal saja, biarkan aku yang mencuci sendiri. Ibuku yang baik hati selalu menyucikannya untukku. Terimakasih. Sepeda motorku sering dicuci oleh Babehku. Karena acapkali kotor, aku malas menuci atau membawanya ke pencucian sepeda motor. Tentu aku senang. Mereka memang hebat. Dan yang paling membuatku nyaman, karena sekarang aku punya kamar sendiri. Tidak seperti sebelumnya, harus tidur di depan televisi, karena kamarku sudah digunakan adkku yang beranjak dewasa. Setidaknya, sekarang aku sudah punya privasi sendiri (padahal ya hanya buat tidur saja haa). Tentu banyak senangnya. Namun sayang, di rumah membuaku kembali tidak mandiri. Tentu, pakaian di cucikan, makan walau dengan seadanya sudah ada. Walau hanya pakai tempe goreng dan sambel, atau krupuk dan kecap. Atau tempe yang dimodifikasi, di buat sayur atau di goreng tepng. Tempe, setiap hari selalu kujumpai. Hmm...ya walau selalu dengan keprihatinan di rumah, aku menyukainya. Jangan sampai mengeluh. Membuatku semakin berfikir, kenapa aku sampai saat ini beluum bisa membahagiakan mereka. Membuatku semakin bersalah, kenapa aku belum bisa mengentaskan mereka dari kekurangan. Mengapa. Uang gajiku memang tergolong naik dibandingkan sebelumnya. Ternyata tetap, kebutuhan semakin tinggi dan banyak. Tak bisa ku pungkiri memang, aku boros, tidak bisa mengatur uang. Lebih menyukai bersenang-senang. Tentu setelah aku menyisakan buat rumah. Hmm....apapun itu, aku suka di rumah. Saat dirumah ya. Di rumahku di Jalan Bawean No 16 Gunung Simping Cilacap Tengah. Tidur sampai siang pun tidak dimarahi, tidak menyapu atau melakukan hal yang sepantasnya dirumah pun tidak apa-apa karena mereka sudah mengetahui karakterku, tak bisa diperintah. Walau mereka jarang menegurku, tetapi aku tahu ada sesuatu pertanyaan, permintaan, atau perintah yang tidak keluar dari mulut babeh dan ibuku. “kapan kau menikah?,” Itu pertanyaan yang mungkin hanya dilontarkan lewat adikku. Tetangaku, dan teman-temanku. Aku tahu mereka ingin menanyakan itu, tetapi ya itu, lagi-lagi karena mereka sudah tahu aku seperti apa. Mereka belum mau menanyakannya kembali. Mungkin karena memang saat ini aku belum ada tanda-tanda bersama lelaki. Aku terlalu gila kerja, walau ternyata sehari ya beritanya berapa biji saja, belum maksimal. Dan mereka pasti tau itu bakal membuatku akan diam, dan membuatku tidak nyaman di rumah. Jadi mereka pun enggan menanyakannya. Di luar pekerjaanku, aku tegaskan lagi aku nyaman di rumah. Dengan berbagai yang ada. Ya tentu saja di rumah. Tetapi aku paling nyaman berada pisah dengan mereka. Karena aku bisa menunjukan kemandirianku, aku bisa menunjukkan bahwa aku bisa hidup sendiri, walau dengan keterbatasan. Aku bisa berdiri sendiri, tanpa harus memalingkan muka dari mereka. Aku ingin mandiri. Mungkin kau akan bilang, di rumah pun bisa mandiri. Ok. Its fin. Ai bukan karakterku begitu. Aku pasti akan tegantung dengan orang tua. Hmm..apapun itu, aku ingin pergi dan melalng buana. Jauh dari mereka, tanpa memalingkan mukaku dari mereka tentu. Keluargaku yang sudah membesarkanku seperti sekarang ini. Aku tak tahu sampai kapan aku ditempatkan disini, mungkin selamanya. Tetapi, aku ingin maju, ingin melakukan sesuatu tapi bukan di Cilacap ini. Aku ingin impianku terwujud. Entah kenapa, aku kurang semangat menwujudkannya ketika di rumahku. Entah...dan benar kata temanku, aku harus berani keluar dari box yang selama ini membelengguku. Rest Area, Cilacap, 3 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar