Harus berbasah-basah dulu sebelum naik ke kapal |
Memang pada saat itu, gelombang sedang
tinggi, karena angin timur. Satu jam perjalanan serasa seperti satu
tahun.
Bagaimana Pi saat diterjang ombak
besar, tapi kali ini tidak bersama harimau benggala dan juga hewan
lainnya. Tetapi bersama dengan rombongan teman yang berjumlah 13
orang ditambah satu guide, eh bukan ding..cuman pendamping dan dua
ABK.
Bedanya, perahu yang digunakan bukan
scoci seperti yang digunakan oleh Pi, tetapi perahu berbentuk seperti
kapal Pinisi, khas perahu Madura. Berbentuk lancip di setiap ujung
dan agak melengkung.
“Saat itu, pasti Pi sangat ketakutan
ya,” kataku dalam hati.
Perbedaannya lagi, Pi pintar berenang,
jadi masih bisa menyelamatkan diri ketika harimau harimau sedang
menganggunya disaat gelombang sedang tinggi.Tapi, diperahu ini, tidak
semuanya bisa berenang. Bahkan yang bisa berenangpun pasti tidak
pernah berenang di lautan lepas dengan gelombang tinggi.
Awalnya memang mengasyikan karena
seperti menaiki kora-kora di pasar malam. Tapi lama-lama membuat
mual. Tidak sedikit teman yang harus memuntahkan makanan terakhirnya
ke laut.tidak tahan dengan guncangan gelombang yang menghempas.
Rasa suka cita terpancar disemua raut muka para rombongan. bagaimana tidak kapal kita yang ternyata berjalan sangat lamban ini akhirnya akan merapat ke pulau yang dituju. Pulau kecil bernama Gili Labak, atau orang sekitar menakannya Gili Lawak.
Muka-muka saat sudah melihat Gili Labak |
Turun di Gili Labak ini memang sangat mengasyikan. Bagaimana tidak,pasir putih yang lebut sudah menghadang. Membuat kita tak betah menggunakan alas kaki, mending nyeker saja, lebih asik. tapi tetap hati-hati, beberapa tempat ada yang masih banyak karang-karang pecah.
Pulau yang bisa kita kelilingi dalam waktu kurang dari satu jam (kalau ditambah foto-foto, kalau lari paling 10 menit) ini memang sangat mengasyikan. Bagaimana tidak, walau ramai orang, tetapi melihat perjuangan perjalanan ke pulau ini sebanding.
Tapi harus diingat, kalau ke sini persiapan packing harus yang bener. Biar ngga ada baju yang basak karena harus kena air laut yang masuk saat di perahu. Untungnya, saya sudah terbiasa dengan menggunakan plastik untuk memacking pakaian di dalam tas. Jadi aman. Semua peralatan kamerajuga sudah aman. tinggal jemur bagian luarnya aja biar ngga bauu....Pulau yang bisa kita kelilingi dalam waktu kurang dari satu jam (kalau ditambah foto-foto, kalau lari paling 10 menit) ini memang sangat mengasyikan. Bagaimana tidak, walau ramai orang, tetapi melihat perjuangan perjalanan ke pulau ini sebanding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar